Sosmed:

Latest Post

Showing posts with label Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Hikmah. Show all posts

Monday 18 January 2016

5 Orang ini yang Terbebas dari Pertanyaan Kubur



SETELAH manusia meninggal nanti, ia mengalami kenasiban di alam kubur. Di dalam kubur itu, ia menantikan dibangkitkan hingga datangnya hari kiamat. Dan di alam kubur kelak ia bakal ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir. Tetapi nyatanya, ada berbagai golongan orang yang terbebas dari pertanyaan di dalam kubur. Berikut ini uraiannya.

1. Orang yang mati syahid
Dari Rasyid bin Sa’ad, dari berbagai sahabat nabi, disebutkan bahwa ada seseorang yang bertanya pada Nabi Muhammad SAW.
“Wahai Rasulullah SAW, mengapa orang-orang beriman bakal diuji dalam kubur, kecuali para syuhada?” Beliau menjawab, “Kilatan pedang yang berkelabat di atas kepala mereka telah lumayan menjadi ujian bagi mereka.”

2. Ribath (berjaga di tapal batas wilayah muslim untuk mencegah serangan musuh) di jalan Allah
Salman mengatakan, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Ribath sehari semalam lebih baik dari puasa dan shalat malam sebualan. Kalau seseorang mati dalam kondisi semacam ini, amalnya bakal mengalir dan dicurahkan rizki atasnya dan dijamin leluasa dari ujian (kubur).”

3. Meninggal dikarenakan sakit perut
Abu Ishaq As-Syu’aiby mengatakan, Sulaiman bin Shord mengatakan terhadap Khalid bin Urfathah alias sebaliknya, Khalid mengatakan terhadap Sulaiman,
“Apakah kalian mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa meninggal sebab sakit perut, tak bakal diazab dalam kuburnya’.” Salah seorang dari mereka menjawab, ‘Ya’.”

4. Wacana surat Al-Mulk
Rasulullah SAW bersabda, “Surat tabarak bakal mencegah azab kubur.”

5. Meninggal pada hari Jum’at
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang Muslim yang meninggal pada hari Jum’at alias malam jumat kecuali Allah tentu bakal menjaganya dari fitnah kubur.”

Sumber:islampos
Semua tentang agama islam

Sunday 17 January 2016

Alangkah Luasnya Rahmat Allah



Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

جعل الله الرحمة مائة جزء، فأمسك عنده تسعة و تسعين و أنزل في الأرض جزء واحدا، فمن ذلك الجزء تتراحم الخلائق حتى ترفع الدابة حافرها عن ولدها أن تصيبه

Artinya : "Allah telah menjadikan rahmat itu seratus bagian, Dia pegang disisiNya 99 rahmat, dan Dia turunkan di Bumi satu bagian, dengan satu bagian tersebut para makhluk saling berkasih sayang, sehingga seekor binatang mengangkat kakinya dari anaknya karena khawatir menimpanya."

[ HR. MUSLIM : 2752 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ]

Subhanallah, tidak ada satupun kenikmatan yang dirasakan makhluk di dunia ini melainkan pengaruh dari satu bagian rahmat Allah...

Orang tua sayang pada anaknya begitu juga sebaliknya..
Suami sayang kepada istrinya begitu juga sebaliknya...

Tempat tinggal, makanan, minuman, kendaraan, hawa sejuk, kebun, sawah ladang, pegunungan, lautan, matahari dan sinarnya, bulan, bintang-bintang di langit dengan keindahannya dan lain-lainya dari segenap ciptaaan Allah yang bisa kita rasakan nikmatnya dari bumi kita..

Sungguh itu semua bagian dari satu rahmatNya, alangkah luas rahmatNya...

Begitu indah dan besar terasa satu bagian rahmat yang dibagikan Allah di antara makhluk-makhlukNya ini, maka bagaimana dengan 99 rahmatNya yang ada di sisiNya...

Semoga kita pandai mensyukuri nikmat-nikmatNya, dan semoga kita tidak menjadi orang yang lalai, yang mengejar nikmat sesaat di dunia kemudian lupa akan kenikmatan dan rahmatNya yang begitu luas dari sembilan puluh sembilan yang Allah siapkan untuk hamba-hambaNya yang beriman di akhirat kelak.

Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc

Sumber: BBM @kajianislam
Semua tentang agama islam

Saturday 16 January 2016

ANGAN-ANGAN MUSTAHIL!



Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc

Untuk sebagian manusia angan-angan di bawah ini adalah mustahil, karena manusia tersebut SUDAH MATI!
Tetapi WAHAI SAUDARAKU...

Angan-angan tersebut sangat dan sangat mungkin kamu gapai, dengan CARA MEMPERSIAPKAN DIRIMU DARI SEKARANG!

TATKALA NAFASMU MASIH LANCAR, KAKIMU MASIH BERJALAN DI BUMI dan TATKALA RUHMU MASIH BERADA DI DALAM RONGGA TUBUHMU!

mari perhatikan ayat-ayat mulia berikut:

1. Angan-angan ingin menjadi debu di hari kiamat, karena melihat siksa yang begitu pedih!

إِنَّا أَنذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah".
QS. An Naba' : 40

2. Angan-angan beramal shalih sebelum datang kematian.

يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

Artinya: "Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini".
QS. Al Fajr: 24

3. Angan-angan agar tidak diberi buku catatan amalan yang isinya semua dosa dan maksiat.

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ

Artinya: "Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)."
QS. Al Haqqah: 25

4. Angan-angan tiidak menjadikan si dia, kawan yang tidak shalih sebagai kawan.

يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Artinya: "Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku)."
QS. Al Furqan: 28

BMM @kajianislam

Friday 15 January 2016

Sukses Dalam Pandangan Allah


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Hanya kepada Alloh kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Setiap orang pasti ingin sukses. Namun, sukses seperti apa? Banyak orang beranggapan bahwa sukses itu dicirikan dengan harta kekayaan yang berlimpah, mobil yang mewah, jabatan yang mentereng, gelar yang berderet-deret atau popularitas yang luas. Inikah kesuksesan itu?
Saudaraku, sukses dalam pandangan manusia itu belum tentu sukses dalam pandangan Alloh Swt. Tapi, sukses dalam pandangan Alloh pasti sukses di dunia dan akhirat. Lalu sukses dalam pandangan Alloh itu seperti apa?
Alloh Swt. berfirman, ..Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurot [49] : 13)
Lalu seperti apa orang yang takwa itu? Takwa itu cirinya adalah akhlak mulia. Karena akhlak mulia merupakan buah dari akidah yang kokoh dan ibadah yang lurus kepada Alloh Swt. sesuai petunjuk Rosululloh Saw. Akhlak mulia merupakan tujuan dari diutusnya nabi Muhammad Saw. ke tengah-tengah umat manusia.
Sehingga percuma kalau banyak ilmu tapi akhlaknya buruk. Sia-sia saja kalau banyak harta tapi akhlaknya tercela. Tak berguna popularitas jika akhlaknya tak patut ditiru.
Maka, milikilah akhlak mulia karena inilah ciri dari kesuksesan seseorang di hadapan Alloh Swt. Semoga kita termasuk orang-orang yang sukses sejati, kesuksesan yang tak terbatas di dunia saja melainkan juga di akhirat kelak. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.[]

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Semua tentang agama islam

Ketika Sahabat Kita Menceritakan Rahasia Kita



Setiap kita memiliki rahasia-rahasia dalam kehidupan ini yang kita berusaha untuk menyembunyikannya dari orang lain…, baik rahasia-rahasia yang positif yang menyenangkan hati kita, maupun rahasia-rahasia negatif yang berkaitan dengan aib-aib kita. Tidak ada orang lain yang mengetahui rahasia-rahasia tersebut, hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui Yang ghaib dan yang mengetahuinya.

Akan tetapi terkadang hati seseorang terasa sempit dengan rahasianya yang ia simpan…ia ingin sekali menyampaikan rahasia tersebut kepada orang lain yang amanah yang bisa menjaga rahasianya…, lantas kepada siapakah ia meletakkan rahasianya tersebut ??, terlebih lagi jika rahasia tersebut berkaitan dengan aibnya sendiri !!

Bayangkan jika sahabat kita telah menyimpan rahasia kita dengan penuh amanah selama sepuluh tahun…lantas tatkala terjadi pertikaian antara kita dan dia yang membuatnya marah…akhirnya sahabat kitapun membeberkan rahasia aib kita tersebut !!!


Membeberkan rahasia adalah pengkhianatan

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلَ بِحَدِيْثٍ ثُمَّ الْتَفَتَ عَنْهُ فَهِيَ أَمَانَةٌ

“Jika seseorang mengabarkan kepada orang lain suatu kabar, kemudian ia berpaling dari orang yang dikabari tersebut maka kabar itu adalah amanah (atas orang yang dikabari) (HR At-Tirmidzi (1959) dan Abu Dawud (4868). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shahiihah (1090).)

Makna berpaling yaitu si penyampai kabar tatkala hendak menyampaikan kabarnya menengok ke kanan dan ke kiri karena kahwatir ada yang mendengar. Sikapnya memandang ke kanan dan ke kiri menunjukkan bahwa dia takut kalau ada orang lain yang ikut mendengar pembicaraannya, dan dia mengkhususkan kabar ini hanya kepada yang akan disampaikan kabar tersebut. Seakan-akan dengan sikapnya itu ia berkata kepada orang yang diajak bicara, "Rahasiakanlah kabar ini!" (Lihat Tuhfatul Ahwadzi (VI/81) dan ‘Aunul Ma’bud (XIII/178)

Hadits ini menjelaskan bahwa seseorang hendaknya menjaga rahasia saudaranya jika dia faham bahwasanya saudaranya tidak ingin ada orang lain yang mengetahuinya, bahkan meskipun ia tidak meminta untuk merahasiakannya. Lantas bagaimana lagi jika ia meminta untuk merahasiakannya ??!!. Hadits ini juga tegas menjelaskan bahwasanya menjaga rahasia adalah amanah dan membongkar rahasia adalah bentuk pengkhianatan.

Akan tetapi…, sungguh menjaga rahasia orang lain lebih sulit daripada menjaga harta orang lain.

Al-Munaawi rahimahullah berkata :

فَلَيْسَ كُلُّ مَنْ كَانَ عَلَى الأَمْوَالِ أَمِيْنًا كَانَ عَلَى الأَسْرَارِ أَمِيْنًا. وَالْعِفَّةُ عَنِ الْأَمْوَالِ أَيْسَرُ مِنَ الْعِفَّةِ عَنِ إِذَاعَةِ الْأَسْرَارِ

"Tidak setiap orang yang amanah menjaga harta juga amanah menjaga rahasia. Menjaga diri dari harta lebih mudah dari pada menjaga diri untuk tidak menyebarkan rahasia" (Faidhul Qodiir 1/493, syarh hadits no 985)

Sungguh benar perkataan Al-Munaawi ini, lebih mudah bagi kita tatkala diberi amanah untuk menjaga harta orang lain dari pada tatkala diberi amanah untuk tidak menceritakan rahasia orang lain.

Ar-Rooghib berkata :

وَإِذَاعَةُ السِّرِّ مِنْ قِلَّةِ الصَّبْرِ وَضِيْقِ الصُّدُوْرِ وَيُوْصَفُ بِهِ ضعفُ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ

"Menyebarkan rahasia muncul dari sedikitnya kesabaran dan sempitnya dada, dan ini merupakan sifat para lelaki yang lemah, para wanita, dan anak-anak" (lihat Faidhul Qodiir 1/493)

Sebaliknya seseroang berkata :

كِتْمَانُ الأَسْرَارِ يَدُلُّ عَلَى جَوَاهِرِ الرِّجَالِ، وَكَمَا أَنَّهُ لاَ خَيْرَ فِي آنِيَةٍ لاَ تُمْسِكُ مَا فِيْهَا فَلاَ خَيْرَ فِي إِنْسَانٍ لاَ يَكْتُمُ سِرًّا

"Menyembunyikan rahasia menunjukkan akan para lelaki yang mulia seperti permata, sebagaimana tidak ada kebaikan pada sebuah bejana yang tidak bisa menampung isinya maka tidak ada kebaikan pula pada seseorang yang tidak bisa menyembunyikan rahasia"


Menjaga rahasia sendiri saja sulit apalagi rahasia orang lain?

Jangankan untuk menjaga rahasia orang lain…, bahkan rahasia sendiri saja kita tidak kuasa untuk menyimpannya dan memendamnya dalam hati kita.

Seseorang penyair berkata:

إِذَا الْمَرْءُ أَفْشَـى سِـرَّهُ بِلِسَـانِهِ       وَلاَمَ عَلَـيْهِ غَـيْرَهُ فَـهُوَ أَحْمَقُ

إِذَا ضَاقَ صَدْرُ الْمَرْءِ عَنْ سِرِّ نَفْسِهِ      فَصَدْرُ الَّذِي يَسْتَوْدِعُ السِّرَّ أَضْيَقُ

"Jika seseorang membeberkan rahasianya sendiri dengan lisannya (kepada orang lain)…

lantas ia mencela orang lain tersebut (karena membeberkan rahasianya) maka orang ini adalah orang bodoh…

Jika hatinya sempit untuk bisa menahan rahasia pribadinya…

maka dada orang lain yang ia simpan rahasianya tentunya lebih sempit lagi…"
Jika kita tidak mampu untuk menyimpan rahasia kita lantas kita sampaikan kepada orang lain maka jangan menyesal jika akhirnya rahasia kita akan menjadi rahasia umum, sebagaimana perkataan seorang penyair ;

كُلُّ عِلْمٍ لَيْسَ فِي الْقِرْطَاسِ ضَاعَ     وَكُلُّ سِرٍّ جَاوَزَ الاِثْنَيْنِ شَاعَ

"Seluruh ilmu yang tidak tercatat di kertas akan lenyap….

Dan seluruh rahasia yang telah melewati dua bibir maka akan tersebar"


Betapa sering kita berkata kepada seseorang, "Tolong jaga rahasia ini, jangan sampai engkau menceritakannya kepada orang lain". Namun ternyata orang inipun menyebarkannya kepada orang lain dengan perkataan yang sama, "Tolong jaga rahasia ini, jangan sampai engkau menceritakannya kepada orang lain", dan seterusnya… hingga jadilah rahasia kita menjadi rahasia umum.

Yang lebih menyedihkan…terkadang seseorang menyampaikan suatu rahasia kepada sahabat dekatnya, dan sebelum ia menyampaikan rahasia kepadanya ia mewanti-wantinya untuk tidak bercerita kepada orang lain…lantas sahabatnya itupun berkata, "Demi Allah meskipun ditawarkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tetap tidak akan menceritakannya kepada orang lain". Ternyata beberapa minggu kemudian…atau sebulan kemudian…atau dua bulan kemudian…atau setahun kemudian…rahasia tersebut telah tersebar…rahasia pribadi telah berubah menjadi rahasia umum… bahkan akhirnya rahasia tersebut sampai langsung ke telinganya sendiri.

Yang lebih menyedihkan lagi jika ternyata rahasia tersebut berkaitan dengan aibnya….jadilah sahabatnya tadi menjadi orang yang paling ia benci..!!!. Bahkan terkadang karena kebenciannya terhadap (bekas) sahabatnya tersebut mengantarkan dia untuk membalas dendam sehingga diapun balik menceritakan rahasia-rahasia bekas sahabatnya dengan membeberkan aib-aibnya !!!


Kepada siapa kita simpan rahasia kita ?

Berikut ini beberapa poin yang mungkin penting untuk diperhatikan tatkala hati kita gelisah dan ingin sekali menumpahkan rahasia kita kepada orang lain.

Pertama : Hendaknya kita bertanya dalam diri kita, sudah perlukah kita membeberkan rahasia kita kepada orang lain??, apakah jika kita membeberkan rahasia kita akan mendatangkan kemaslahatan??!!

Kedua : Sebelum kita menceritakan rahasia kita kepada orang lain, hendaknya kita membayangkan bagaimana jika orang tersebut tidak amanah??, hendaknya kita juga membayangkan bagaimana jika rahasia kita tersebut akhirnya tersebar?? Apakah kita siap menghadapinya??.

Ketiga : Kalau memang kita harus membeberkan rahasia kita maka hendaknya kita menceritakannya kepada orang yang sholeh yang terkenal dengan amanah…terutama seseorang yang berilmu yang kita ingin mendapatkan masukan nasehat-nasehat darinya dalam menghadapi problem kita

Keempat : Jangan sampai kita menceritakan rahasia kita kepada orang yang mencari-cari tahu rahasia kita. Orang yang seperti ini biasanya mudah untuk membeberkan rahasia. Seorang penyair berkata :

لاَ تُذِعْ سِراًّ إِلَى طَالِبِهِ *** مِنْكَ فَالطَّالِبُ لِلسِّرِّ مُذِيْعُ

"Janganlah engkau membeberkan rahasia kepada orang yang mencari-cari rahasia tersebut darimu, karena pencari-cari rahasia akan membeberkannya"


Kelima : Janganlah kita menceritakan rahasia kita kepada banyak orang, karena semakin banyak orang yang kita ceritakan rahasia kita maka akan semakin mudah tersebar rahasia kita.

Yang sering terjadi adalah jika seseorang menghadapi sebuah problem lantas ia selalu ingin curhat kepada orang lain, yang curhat tersebut mengharuskannya untuk membeberkan rahasianya. Akibatnya rahasianya menjadi rahasia umum.


Para pembaca yang budiman…menjaga rahasia adalah suatu amanah, karenanya jika kita diminta untuk menjaga rahasia maka hendaknya kita benar-benar memegang amanah tersebut…, namun jika kita merasa tidak mampu untuk menjaganya maka hendaknya kita tolak permintaan tersebut. Jika memang orang yang meminta tersebut tetap ngotot menceritakan rahasianya kepada kita, maka hendaknya kita mempersyaratkan agar memaafkan kita jika rahasia tersebut tersebar dikemudian hari.
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 04-01-1433 H / 29 November2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
Semua tentang agama islam

Ya Allah, Betapa Bahagianya Calon Suamiku Itu



Pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang pemuda bernama Zahid yang berumur 35 tahun namun belum juga menikah. Dia merupakan salah seorang Ahlus Suffah yang tinggal di Masjid Madinah. Ketika sedang memperkilat pedangnya, tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya dengan agak gugup.
"Wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja," Rasulullah SAW menyapa.
"Allah bersamaku ya Rasulullah," kata Zahid.
"Maksudku bukan itu. Kenapa selama ini engkau membujang saja ? Apakah engkau tidak ingin menikah ?" tanya Rasulullah SAW.
Zahid menjawab, "Ya Rasulullah, aku ini adalah seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah ?"
"Asal engkau mau, itu urusan yang mudah !" kata Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan sekretarisnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar kepada seorang wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita. Akhirnya, surat itu dibawa ke rumah Zahid dan oleh Zahid dibawa kerumah Said. Karena di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.
"Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia untuk diberikan kepadamu saudaraku."
Said menjawab, "Adalah suatu kehormatan buatku."
Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi perkawinan Arab yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya, itulah yang dinamakan SEKUFU.
Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, "Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah ?"
Zahid menjawab, "Apakah engkau pernah melihat aku berbohong ?"
Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, "Wahai Ayah, kenapa sedikit tegang dengan tamu ini ? Bukankah lebih baik disuruh masuk?"
"Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya," kata ayahnya.
Disaat itulah Zulfah melihat Zahid sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata, "Wahai Ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya. Mereka semuanya menginginkan aku, aku tak mau ayah !" kata Zulfah merasa dirinya terhina.
Maka Said berkata kepada Zahid, "Wahai saudaraku, bukan aku menghalanginya. Tetapi engkau tahu sendiri bahwa anakku tidak mau dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak."
Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, "Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasul ?"
Akhirnya Said berkata, "Ini yang melamarmu adalah perintah Rasulullah."
Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu dan berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah, kenapa sejak tadi ayah tidak berkata bahwa yang melamar ini adalah Rasulullah, kalau begitu segera saja wahai Ayah, kawinkan aku dengan pemuda ini. Karena aku ingat firman Allah dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) diantara mereka ialah ucapan, 'Kami mendengar, dan kami taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung'". (Qs. An Nur : 51)"
Pada hari itu Zahid merasa jiwanya melayang ke angkasa dan baru kali ini ia merasakan bahagia yang tiada tara. Segera setelah itu, Zahid pamit pulang. Sampai di masjid ia langsung bersujud syukur. Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.
"Bagaimana Zahid ?" tanya Rasulullah.
"Alhamdulillah diterima ya Rasul," jawab Zahid.
"Sudah ada persiapan ?"
Zahid menundukkan kepala sambil berkata, "Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa."
Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, 'Ustman, dan 'Abdurrahman bin 'Auf. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli persiapan perkawinan. Dalam kondisi itulah Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk menghadapi kaum kafir yang akan menghancurkan Islam.
Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah bersiap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, "Ada apa ini ?"
Sahabat menjawab, "Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, apakah engkau tidak mengerti ?".
Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, "Wahh,, kalau begitu perlengkapan kawin ini akan aku jual dan akan kubelikan kuda yang terbagus."
Para sahabat menasehatinya, "Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau hendak berperang ?"
Zahid menjawab dengan tegas, "Itu tidak mungkin !"
Lalu Zahid membaca sebuah ayat yang berbunyi, “Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Qs. At Taubah : 24).
Akhirnya Zahid (Aswad) maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah.
Rasulullah berkata, "Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah."
Lalu Rasulullah membacakan Ayat, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(Qs 'Ali Imran : 169-170).
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Qs. Al Baqarah : 154).
Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata, "Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat."

semua tentang agama islam

Thursday 14 January 2016

Cara Mendapatkan Pahala Shalat Sepanjang Malam



Ustadz Fuad Hamzah Baraba, Lc

Wahai saudarakau, bagaimanakah jika ada yang bertanya kepadamu, mampukah anda melakukan shalat malam atau tahajud sepanjang malam?

Sangat berat tentunya jika aktivitas siang harinya sangat padat. Akan tetapi, pahala shalat sepanjang malam bisa saja kita raih dengan cara melaksanakan shalat subuh secara berjamaah,

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:


مَن صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه


“Barang siapa yang shalat Isya berjama'ah, maka dia sama seperti orang yang shalat separo malam.
 Dan barangsiapa yang shalat subuh berjama'ah, maka dia sama seperti orang yang shalat sepanjang malam". (HR. Muslim).

Allah Akbar, begitu besar pahala bagi orang yang melaksanakan shalat subuh berjama'ah!
Akankan kita sia-siaka pahala sebesar ini?

Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang mendapatkan pahala shalat sepanjang malam!

@kajianislam

semua tentang agama islam

Keagungan Kalimat “Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakiil”


Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah, amma ba’du:
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran), suatu kalimat yang agung, mengandung makna-makna yang tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang kuat. Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu, yang dengan karuniaNya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan kebaikannya, dan cukup dengan karuniaNya, dengan anugerahNya Ia menghilangkan keburukan.
Al-Hasiib adalah Dzat yang jika engkau mengangkat hajatmu kepadaNya maka Iapun memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka ia menetapkannya dan menjalankannya.
وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan (QS Al-Ahzaab : 36)
Maknanya adalah yang mengetahui bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang para hamba mengetahuinya semisal ukuran-ukuran tersebut dengan cara menghitung, adapun Allah mengetahuinya tanpa menghitung.
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 3)
Yaitu Allah akan mencukupkan urusan  agama dan dunianya, Yang menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya, dan seluruh kecukupan diperoleh maka tidaklah diperoleh kecuali dengan Allah, atau dengan sebagian makhlukNya, dan seluruh kecukupan yang diperoleh dengan (sebab) makhlukNya maka sesungguhnya diperoleh denganNya
وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Dan Allah adalah Sebaik-baik Sandaran”. (QS Ali ‘Imron : 163)
Yaitu, sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk menolak kemudhorotan dan bencana.
Al-Wakiil adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdirnya. Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikanNya mengatur segela urusan hambaNya, maka Ia tidak akan meninggalkan hambaNya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan hambaNya kepada yang lain, dan diantaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Ya Robku, hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku meski hanya sekejap mata”
Yaitu janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku dan memalingkan aku kepada diriku, karena barang siapa yang bertawakkal kepada dirinya maka ia telah binasa.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran) yaitu Allah cukup bagi orang yang bertawakkal kepadaNya, yang berlindung kepadaNya, Dialah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang sedang takut, Dia melindungi orang yang meminta perlindungan, Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Barangsiapa yang berloyal kepadaNya, meminta pertolonganNya, bertawakal kepadaNya, serta menyerahkan segala urusannya kepadaNya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaanNya dan naunganNya. Barangsiapa yang takut kepadaNya dan bertakwal kepadaNya maka Allah akan menjadikannya aman dari segala yang ia takutkan dan kawatirkan. Serta Allah akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang ia butuhkan.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS At-Tholaq : 2-3)
Maka janganlah merasa lambat akan datangnya pertolongan Allah, rizkiNya dan kesembuhan dariNya, karena
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS At-Tholaq : 3), tidak akan dipercepat dan tidak pula terlambat.
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٦٤)
Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. (QS Al-Anfaal : 64)
Yaitu Allah akan melindungimu dan melindungi para pengikutmu.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. (QS Az-Zumar : 36)
Dan rahasia datangnya perlindungan Allah adalah mewujudkan peribadatan, maka semakin bertambah penghambaan (peribadatan) seorang hamba kepada Allah maka semakin bertambah pula perlindungan Allah Azza wa Jalla. Maka tambahlah penghambaanmu niscaya Allah Azza wa Jalla menambah penjagaan dan perlindunganNya bagimu.
“Hasbullah wa ni’mal wakiil” adalah tempat perlindungan seorang hamba tatkala dalam kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat genting. Perkataan ini lebih kuat daripada kekuatan materi dan sebab-sebab duniawi. Perkataan ini adalah tempat bertumpu seorang muslim tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak mampu untuk meraih haknya, tatkala sedikit pendukungnya, perkataan ini adalah penghiburnya tatkala musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala ia mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini bahwasanya “Laa haula wa laa quwwat illa billah” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah).
Maka jika seorang hamba ditimpa kesulitan, diliputi oleh musibah lalu ia berkata “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah penolongku dan sebaik-baik sandaran) maka hatinya akan terkosongkan dari segala sesuatu kecuali Allah semata. Maka hal ini akan menjadikan seorang yang tertimpa musibah dan ujjian akan merasa dalam relung hatinya adanya keyakinan bahwasanya segala perkara di tangan Allah.
(Maha suci Allah pemilik segala kekuasaan, maha suci Allah pemilik kesombongan, maha suci Allah yang Maha hidup dan tidak akan mati). Maka akan ringan baginya kesedihan bagaimanapun beratnya, akan ringan penderitaan bagaimanapun puncaknya, karenanya penyeru dari keluarga Fir’aun berkata :
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ 
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”.(QS Al-Mukmin : 44)
Nabi Ya’qub ‘alaihis salaam berkata :
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf : 86)
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doa permintaan, obat bagi segala yang menggelisahkan seorang muslim baik perkara dunia maupun akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
من قال في كل يوم حين ي وحين يمسي : حسبي الله لا إله إلا هو ؛ عليه توكلت ، وهو رب العرش العظيم ؛ سبع مرات ؛ كفاه الله ما أهمه من أمر الدنيا والآخرة
“Barangsiapa yang setiap hari tatkala pagi dan petang mengucapkan “Hasbiyallahu laa ilaaha illah Huwa ‘alaihi tawkkaltu wa huwa Robbul ‘Arsyil ‘Adhiim” (artinya : Cukuplah Allah bagiku tiada sesembahan kecuali Dia, kepadaNya-lah aku bertawakkal, dan Dia adalah Penguasa ‘Arsy yang agung) sebanyak 7 kali, maka Allah akan memenuhi apa yang menggelisahkannya dari perkara dunia dan akhirat”
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” diucapkan oleh Ibrahim ‘alaihis salaam tatkala dilemparkan di api, maka jadilah api tersebut dingin dan membawa keselamatan. Diucapkan pula oleh Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala mereka berkata kepadanya :
إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang (yaitu kafir Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka” (QS Ali Imron : 173)
Justru semakin menambah keimanan mereka (Nabi dan para sahabat),
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS Ali Imron : 174)
Tatkala mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah dan menyandarkan hati mereka kepadaNya, maka Allah memberikan kepada mereka balasan berupa empat perkara, (1) kenikmatan, (2) karunia, (3) dihindarkan dari keburukan, (4) dan mengikuti keridhoan Allah, maka mereka ridho kepada Allah dan Allahpun ridho kepada mereka.
Yang dimaksud dengan menyerahkan urusan kepada Allah subhanahu yaitu setelah berusaha dan berikhiyar, maka tidaklah mereka mencari kesembuhan kecuali dariNya, tidaklah mereka mencari kecukupan kecuali dariNya, tidaklah mereka kemuliaan kecuali darinya, maka seluruh perkara bergantung kepada Allah, mengharap dariNya.
Dan inilah doa yang dengan doa tersebut Allah menjaga kehormatan Aisyah –semoga Allah meridoinya-, tatkala ia naik tunggangannya ia berkata, “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah bagiku dan sebaik-baik Sandaran). Lalu turulah ayat-ayat yang menjelaskan sucinya Aisyah dari tuduhan keji.
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doanya orang-orang yang kuat, dan bukan doanya orang-orang yang lemah, doanya orang-orang yang kuat hati mereka, tidak terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh kejadian-kejadian, tidak terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan, karena mereka mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin orang yang bertawakal kepadanya dengan jaminan penjagaan yang sempurna. Maka ia yakin kepada Allah, tenang percaya dengan janji Allah, maka sirnalah kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan pun berganti menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan, dan ketakutan menjadi ketenteraman.
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah senjata seorang dai yang menyeru kepada jalan Allah. Seorang mukmin yang benar tegar tidak tergoyahkan oleh goncangan-goncangan, ia tetap melangkah, memurnikan tawakalnya, dan baginya ganjaran yang besar. Allah berfirman :
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS At-Taubah : 129)
Mereka yang menyampaikan agama Allah, mereka mengetahui bahwasanya Allah adalah penolong mereka, maka merekapun takut kepada Allah dan tidak peduli dengan orang-orang yang menghalangi, mereka yakin bahwasanya mereka di atas kebenaran, bahwasanya agama mereka benar, mereka menempuh jalannya para nabi dengan penuh kelembutan dan hikmah.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” adalah doa rido terhadap taqdir Allah. Allah berfirman :
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ (٥٨)وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ (٥٩)
Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS At-Taubah : 58-59)
Seandainya seorang muslim menerima keputusan Allah, rido dengan hikmahNya maka lebih baik dan agung baginya. Ini merupakan adab jiwa, adab lisan, dan adab iman. Ridho dengan pembagian Allah, rido dengan sikap pasrah dan menerima, bukan ridho terpaksa. Maka cukupkanlah diri dengan Allah, niscaya Allah akan mencukupkan untuk hambaNya. Dan mencukupkan diri dengan Allah merupakan sikap seorang muslim tatkala miskin dan tatkala memberi, tatkala menolak dan tatkala mengambil, dalam kondisi senang dan susah.
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil”, merupakan washiat Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya tatkala dalam kondisi berat, beliau bersabda :
كَيْفَ أُنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ قُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
“Bagaimana aku tenteram sementara malaikat Israfil telah menempel pada sangkakala dan menanti izin kapan ia diperintahkan untuk meniup, maka diapun meniup”.
Maka hal ini memberatkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Nabi berkata kepada mereka :”Ucapkanlah : “Hasbunallahu wani’mal wakiil, ‘alallahi tawakalnaa” (cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik bersandar, hanya kepadaNyalah kami menyerahkan urusan kami)
Barangsiapa yang Allah cukup baginya maka pikirannya tidak tersibukan dengan makar (rencana jahat) yang disiapkan oleh para pemakar, tidak menggelisahkannya perkumpulan orang-orang yang selalu menanti-nanti keburukan menimpa kaum muslimin, tidak juga rencana jahat ahli kufur dan orang sesat dan penipu atau orang yang menampakkan perkara yang bertentangan dengan batinnya. Karenanya Allah menenangkan NabiNya dan menurunkan firmanNya kepada Nabi :
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ
Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). (QS Al-Anfaal : 62)
Yazid bin Hakiim pernah berkata :
ماَ هِبْتُ أحداً قط هَيْبَتِي رجلاً ظلمتُه وأنا أعلم أنه لا ناصر له إلا الله، ويقول : حسبي الله، الله بيني وبينك
“Tidaklah aku takut kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada seseorang yang aku menzoliminya, dan aku tahu bahwasanya tidak ada penolong baginya kecuali Allah. Ia berkata, “Hasbiyallahu” (cukuplah Allah penolongku), ia berkata :”Antara aku dan engkau ada Allah”
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” membuahkan kepercayaan kepada Allah subhaanahu, dan bersandar kepadaNya, merasa Allah selalu bersamanya dalam setiap waktu dan setiap kondisi.
Jika seorang hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan rizkinya, mata pencahariannya, penjagaan dan perhatinan, pertolongan dan kejayaan, maka ia hanya akan mencukupkan dengan pertolongan Allah dari pertolongan selainNya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda :
وَمَنِ اسْتَكْفَى كَفَاهُ اللهُ
“Barangsiapa yang mencari kecukupan (dari Allah) maka Allah mencukupkannya”
“Hasbiyallahu wani’mal wakiil” membuahkan penyerahan seorang hamba dirinya kepada Allah, berbaik sangka kepadaNya subhaanahu, karena Allah tersifatkan dengan kekuatan yang sempurna, ilmu dan hikmah yang sempurna, dan Allah tidaklah mentakdirkan bagi hamba kecuali yang membawa kemaslahatan bagi sang hamba baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman :
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nisaa’ : 32)
Juga membuahkan pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Pencipta. Allah berfirman :
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. (QS Huud : 1230)
Allah berfiman :
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung. (QS Al-Muzammil : 9)
Allah juga berfirman :
أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلا
“Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (QS Al-Isroo’ : 2)
Khutbah Kedua :
Dan janganlah dipahami dari ini semua, seseorang lalu menyembunyikan kemalasannya dan ketidakmampuannya dibalik “hasbunallahu wani’mal wakiil”. Karena ini merupakan bentuk dari kelemahan dan kehinaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepadaMu dari ketidakmampuan dan kemalasan, aku berlindung kepadaMu dari sifat penakut dan pelit, dan aku berlindung kepadaMu dari terlilit hutang dan penguasaan para lelaki”
Maka seorang muslim menghadapi semua peristiwa dan kondisi dengan “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” dengan menghadirkan akan agungnya makna kalimat ini, tingginya nilai yang ditunjukkannya, disertai dengan amal yang sungguh-sungguh, dan menempuh sebab-sebab dengan hikmah dan ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ واستعن بِاللَّه ولاتعجز
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan semuanya ada kebaikan. Semangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah”
Khutbah Masjid Nabawi 4/3/1436 H – 26/12/2014 M
Oleh : Syaikh Abdul Baari Ats-Tsubaiti hafizohulloh
Semua tentang agama islam

Wednesday 13 January 2016

3 Golangan Manusia Dalam Menghadapi Al-qur'an

Setiap orang terikat sesuai dengan amal perbutanya baik di dunia maupun di akhirat, lantas siapa saja tiga golongan itu? Saya pastikan, anda termasuk dari tiga golongan itu.



Al-qur'an di turunkan ke muka bumi ini sebagai tuntunan dan peringatan bagi umat manusia, namun dalam kenyataanya dari zaman Nabi sampai zaman sekarang ini, berbeda-beda cara menanggapinya, itu semua tidak bisa kita pungkiri, padahal Al-qur’an adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini, lantas kenapa kebanyakan manusia tidak mau memperdalam dan mempelajari Al-qur'an, bahkan lebih memilih mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan lainya, yang nyata-nyata ilmu pengetahuan itu sendiri bersumber dari Al-qur’an bagi yang mengerti dan mengetahui, ini adalah semata-mata hanya rekadaya syaitan yang menutupi kebenaran dengan kebaikan yang semu (sementara), supaya manusia-manusia menjauh dari Al-qur'an, dan pada akhirnya syaitan mempunyai banyak pengikut di neraka nanti, yang manusia itu akan dijadikan bahan bakarnya api neraka.

Manusia dalam menghadapi Al-qur'an dapat di bagi menjadi tiga bagian yaitu yang pertama di sebut Golongan Mukminin, dan yang kedua di sebut Golongan Kafirun dan yang ke tiga di sebut Golongan Munafik.

1. Golongan Mukminin

Apakah anda termasuk dari golongan ini? 

Mukmin, yaitu orang yang menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganya yang biasa kita sebut  ialah orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta, jiwa dan raganya hanya kepada Allah.

Adapun Karakter Orang-orang Mukmin telah di sebut dalam Alqur,an dan apakah anda yang termasuk dalam karakter tersebut, mohon di baca pelan-pelan... Renungkan dalam hati anda, jangan sampai ada yang kelewat, karena ini penting !.

Firman Allah yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila di sebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila di bacakan pada ayat-ayat-Nya kepada mereka bertambah kuat imanya, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal” (Q.S Al-Anfal ayat 2).

Pernahkah anda ketika mendengarkan ayat Allah Al-qur’an, terasa bergetar hatinya dan meneteskan air mata ? Apa yang membuatmu bergetar ? apakah karena kemiskinanmu ataukah karena takut kepada Allah, atau takut siksa Allah ? mohon di jawab dalam hati saja.

Dan Allah berfirman dalam ayat yang lain, artinya :
"Orang-orang yang beriman, pria dan wanita, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain, mereka menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat". 

Pernakah anda menolong saudaramu sendiri atau orang lain yang sedang dalam kesusahan ? dan beranikah anda menyuruh orang lain untuk berbuat baik seperti menyuruh shalat, membayar zakat, bersadaqah,dan lain-lain ? dan beranikah anda mencegah perbuatan jahat, ketika perbuatan jahat itu persis di hadapanmu?

Allah berfirman yang artinya :
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman ,(yaitu) orang yang khusu’ dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” (Q.S.Al-Mukminuun ayat 1-3).

Pernahkah anda shalat dua raka’at yang benar-benar khusyu? Apakah anda sering membicarakan orang lain (Ghibah)? Itulah termasuk perkataan yang tiada berguna.

Allah berfrman yang artinya :
“Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan denganya (ayat-ayat kami) mereka menyungkur sujud (maksudnya tunduk kepada Allah), dan mereka tidak menyombongkan diri” (Q.S. As-Sajdah ayat 15)

Pernakah anda ketika mendengar atau membaca ayat-ayat sajdah, lalu sujud karena takut kepada Allah? Dan tahukah anda ayat sajdah?

Semoga anda termasuk orang-orang yang di sebut di atas amin.

Kedudukan orang Mukmin di akhirat

Orang-orang yang di sebut dalam ayat tersebut di atas, telah di janjikan oleh Allah kelak di akhirat nanti, sesuai dengan Firman Allah yang artinya :

“Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan niscaya Allah akan menghapus kesalahan- kesalahanya dan memasukanya ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang agung” (Q.S. Al-Qiyamah ayat 22-23)

"Sungguh orang-orang yang bertaqwa berada dalam naungan (pepohonan syurga yang teduh) dan (di sekitar) mata air dan buah-buahan yang mereka sukai".(Q.S.Al-Mursalat ayat 41-42)

“Penghormatan mereka (orang-orang mukmin itu) ketika mereka menemuinya adalah “salam” (yakni salam sejahtra dari segala  bencana ) dan dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.”  
(Q.S. Al-Ahzab ayat 44).

2. Golongan Kafirun

Apakah anda termasuk dari golongan ini ? mohon di baca dengan khusyu sambil mengingat-ingat.

Allah berfirman yang artinya : 

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah mahakuasa (pula) meciptakan yang serupa dengan mereka, dan dia telah menetapkan waktu tertentu (mati atau dibangkitkan ) bagi mereka, yang tidak diragukan lagi. Maka orang dzalim itu tidak menolaknya, kecuali dengan kekafiran” (Q.S. Al-Isra ayat 99).

"Sesungguhnya mahluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman" (Q.S. Al-Anfal ayat 55).

“Jika kamu kafir, (ketahuilah) sesungguhny Allah tidak memerlukanmu dan dia tidak meridhoi kekafiran hamba-hambanya” (Q.S. Az-Zumar ayat 7).

Inilah macam-macam orang Kafir :
  • Kafir Inkar ialah orang yang tidak mengetahui Allah.
  • Kafir Inad ialah oarang yang hatinya mengakui keberadaan Allah dan mengingkarinya secara lisan, namun tidak mau mematuhi perintah dan laranganya.
  • Kafir juhud ialah orang-orang yang mengenal Allah, namun tidak mengakuinya.
  • Kafir Nifak ialah orang yang mengakui Allah secara lisan, namun hatinya tidak, mereka adalah orang munafik.
Apakah anda ada di antaranya?

Allah berfirman yang artinya :
"Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka juga tertutup" (Q.S. Al-Baqarah ayat 6-7).

Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wassalam pernah di tegur oleh Allah, karena bersedih sebab orang-orang kafir tidak mau beriman, “Tugasmu hanya menyampaikan, akan tetapi hanya Allah yang akan memberi petunjuk, maka jangan bersedih hati”.

"Dan kepada orang kafir aku beri kesenangan sementara, kemudian akan aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali" (Q.S. Al-Baqarah ayat 126).

Semua perbuatan orang kafir pasti akan menerima balasan atas kekafiran mereka.

Allah berfirman yang artimya :

"Orang-oarang yang kafir menikmati kesenangan (dunia), dan mereka makan seperti hewan makan. Dan kelak nerakalah tempat tinggal bagi mereka" (Q.S. Muhammad ayat 12).

Orang kafir disamakan dengan hayawan.

Allah berfirman yang artinya :
"Dan apakah orang yang sudah mati lalu kami hidupkan dan kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan ditengah-tengah orang banyak sama dengan oarang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan" (Q.S, Al-An’am ayat 122).

Orang kafir di dunia seperti orang tersesat yang tidak bisa kembali pulang kerumahnya.

Allah berfirman yang artinya : 
“Sipakah yang dapat memberimu rizki jika dia menahan rizkinya,? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran)” (Q.S. Al-Mulk ayat 21).

Orang kafir tidak pernah sadar, bahwa hidup di dunia akan segera berakhir.

Allah berfirman yang artinya :
“Orang-orang yang kafir dari ahli kitab dan orang-oran musyrik, tidak menginginkan diturunkanya kepadamu suatu kebaikan dari tuhanmu" (Q.S Al-Baqarah ayat 105).

Orang non muslim sudah merasa paling benar, sehingga dia menutup diri sendiri dengan datangnya kebaikan yaitu Al-qur’an.

Allah berfirman yang artinya :
“Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya (Q.S.Al-Hajj ayat 74).
Katakanlah hai Muhammad “Al-qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi oraang-orang yang beriman, dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan Al-qur’an itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti ) orang-orang  yang dipanggil dari tempat yang  jauh”
 (Q.S. Fushshilat ayat 44).

“Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan, dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat kami” (Q.S. An-Naba ayat 27-28).

"Dan orang-oran kafir itu senantiasa ragu terhadap Al-qur’an" (Q.S.Al-Hajj ayat 55).

Membebci kebenaran “Sungguh kami telah datang membawa kebenaran kepada kamu, tetapi kebanyakan di antara kamu benci kepada kebenaran itu" (Q.S.Az-Zukhruf ayat 78).

Menghadapi sakaratul maut "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar" (Q.S.Al-Anfal ayat 50).

Penyesalan orang kafir “ya tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia” (Q.S. Al-Mu’minuun ayat 99).  Maksudnya minta agar usia mereka diperpanjang.

Orang kafir bertambah menyesal ketika kiamat datang "Alangkah baiknya sekiranya dulu aku mengerjakan kebajikan untuk hidupku ini" (Q.S.Al-Fajr ayat 23-24)

Teman media ngaji terimakasih anda telah membaca, Baca teruss...

3. Golongan Munafik

Ciri-ciri orang munafik, apakah ciri itu ada pada anda ? 

Pengertian orang munafik adalah orang yang mendustakan agama, ciri-ciri munafik garis besarnya adalah apabila berbicara berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan apabila di percaya berkhianat.

Allah berfirman yang artinya :
“dan di antara manusia ada yang berkata, kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri, tanpa mereka sadari". (Q.S. Al-Baqarah ayat 8-9)

Perilaku orang munafik di dunia digambarkan dalam Al-qur’an

Ingkar janji dan selalu berdusta

” Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemuinya, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepadanya, dan (juga) karena mereka selalu berdusta". (Q.S. At-Taubah ayat 77)

Mereka pura-pura beriman dan benci kepada orang yang beriman

“ apabila mereka berjumpa kamu , mereka berkata  “kami beriman” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu”. (Q.S Ali-Imran ayat 119)

Mereka gembira jika orang beriman mendapat bencana

"jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka gembira karenanya, jika kamu bersabar dan bertaqwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun" (Q.S. Ali-Imran ayat 120).

Mereka suka berbuat kerusakan, apabila dikatakan pada mereka

"janganlah berbuat kerusakan di bumi” mereka menjawab “sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan” ingatlah sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari" (Q.S Al-Baqarah ayat 11-12).

Mereka menyuruh berbuat mungkar, dan melarang berbuat yang ma’ruf
 
“orang-orang munafik pria dan wanita, satu dengan yang lain adalah (mina), mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan mencegah perbuatan yang ma’ruf dan mereka menggenggam tanganya (kikir), mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka (pula)”
 (Q.S. At-Taubah ayat  67).

Allah berkehendak kepada orang munafik dalam Al-qur’an Menghilangkan cahaya yang menyinari mereka

"perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat". (Q.S. Al-Baqarah ayat 17).

Allah Mengazab dan mengutuk mereka 

"Dan dia mengazab orang-orang munafik pria dan wanita, dan (juga) orang-orang musyrik pria dan wanita yang berprasangka buruk terhadap Allah, mereka akan mendapat giliran (azab) yang buruk, Allah swt murka kepada mereka dan mengutuk mereka serta menyediakan neraka jahanam bagi mereka". (Q.S Al-Fath ayat  6).

Menempatkan mereka di dasar neraka

"sungguh orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan paling bawah dari neraka, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka". (Q.S An-Nisa ayat 145).

Agar tidak menjadi korban kemunafikan, maka kita harus tidak menjadikan orang munafik sebagai pelindung, dan pemimpin, dan bersifat tegas kepada mereka.

Apakah anda termasuk orang yang di sebut  dalam ayat-ayat di atas dan bertobatlah!.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca semua... amin ya rabal’alamin.


Sumber:mediangaji.com

semua tentang agama islam